Nov 9, 2010

Krisis Lagu Anak-anak

Ternyata banyak juga lho pandangan mengenai lagu anak di Indonesia! Yuk kita lihat cerita dari littleprincess berikut ini dalam curhatannya di ngerumpi.com




Di Indonesia ternyata krisis nggak cuman finansial saja, tapi lagu anak-anak pun bisa krisis. Saya belum jadi orang tua, tapi bener-bener miris dengan kurangnya lagu anak-anak di jaman sekarang. Semenjak jaman Tasya yang lucu, imut-imut dan menggemaskan memang sepertinya pentas lagu anak-anak di Indonesia sedang tertidur pulas.


Yang lagi mengalir deras bak air sungai Ciliwung di kala hujan adalah lagu-lagu band, rada-rada melayu. Temanya diselingkuhin, patah hati. Karena memang kurangnya lagu anak, praktis mereka cuman tahu lagu-lagu dewasa ini diperparah dengan peran media (televisi) yang membombardir anak-anak dengan lagu-lagu dewasa.






Saya prihatin banget kalo lihat acara Idola Cilik, yang nyanyi kan masih kecil-kecil, tapi yang dinyanyiin lagu dewasa. Jatuh cinta, diselingkuhin, patah hati …. Coba, tau apa mereka tentang patah hati atau diselingkuhin. Salah satu komentator acara ini bilang karena generasi sekarang sudah beda, katanya anak-anak sekarang cepet dewasa. Nah, sekarang yang bikin mereka ‘dewasa sebelum waktunya’ siapa ? Andil dari media juga dong. Memang nggak membantah peran orangtua sebagai filter pertama sangat penting, tapi kalau dibombardir dari media secara terus-menerus, bocor juga 'kan lama-lama filternya.


Waktu jaman saya kecil dulu, kalau ditanya “cita-citanya mau jadi apa?” jawabannya beragam, tapi bikin bangga: “pengen jadi pilot, jadi guru, jadi dokter, jadi presiden ….” Nah, anak kecil sekarang ditanya, “Cita-citanya mau jadi apa?” Jawabannya, "Pengen jadi artis idola cilik.” (nggeblak!!!) Sedih nggak sih …. Sedih kan …. Saya yakin pada sedih …. Bukan saya aja yang sedih. (Apaan sih ini?)


Secara nggak sadar si anak ini sudah bercita-cita untuk jadi sesuatu yang instan (kayak mie aja), ya instanlah namanya. Lha wong dalam hitungan bulan mereka bisa terkenal seantero Indonesia. Tapi di mana perjuangannya? Sesuatu yang instan akan membuat generasi ini jadi rapuh dan tidak akan tahan dengan hempasan topan badai kompetisi dari negara lain.


Loh kok, jadi rada keluar dari konteks lagu anak-anak tadi, nggak 'papa yah. Biarpun belum jadi orang tua, saya prihatin banget dengan kondisi sekarang, sampai kemarin saya sempat kepikiran mau start beli CD-nya Tasya, Sherina, lagu semut-semut kecil itu mau saya stock. Takutnya pas anak saya udah mbrojol ke dunia, kondisi perlaguan malah lebih buruk.


Boleh yah mengajak, menghimbau, atau apalah namanya (biarpun saya masih hijau masalah perorangtuaan). Yuk, mari kita filter ‘telinga’ anak-anak kita. Bimbing mereka untuk mendengar lagu-lagu sesuai usia mereka. Jangan rampas masa-masa polos dan lugu mereka dengan lagu perselingkuhan dan patah hati.


HIDUP ANAK-ANAK INDONESIA !!!

No comments:

Post a Comment